Halaman

Selasa, 28 September 2010

Bahaya Paham Liberalisme

Paham liberal baik dalam konteks agama, ekonomi maupun sosial akan merusak moralitas dan akhlak bangsa Indonesia.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ittihadul Muballigin atau Persatuan Muballig se-Indonesia, Prof KH Syukron Makmun, Ahad (26/9) kemarin di Bogor mengatakan, paham liberal kurang sesuai dengan akar budaya bangsa Indonesia.

"Paham liberal tidak sejalan dengan akar budaya bangsa Indonesia," kata Prof KH Syukron Makmun, Minggu di Bogor.

Prof KH Syukron Makmun yang juga pengasuh Pesantren Daarul Rahman Jakarta pada Minggu menghadiri halal bihalal yang digagas komunitas alumni Pesantren Daarul Rahman yang berdomisili di Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

Kegiatan tersebut dipusatkan di Pesantren Daarul Rahman III Parung, Bogor, yang diikuti 300 alumni dari berbagai daerah di Tanah Air.

Lebih lanjut dikatakan Syukron Makmun,bangsa Indonesia harus berhati-hati dengan gejala perkembangan paham liberal yang masuk dari berbagai lini dengan berbagai cara dan modus. "Paham tersebut tidak sesuai dengan akar budaya bangsa Indonesia, yang menjunjung tinggi akhlak mulia," ujar dia.

Oleh karena itu, Syukron Makmun yang juga mantan ketua Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) PBNU mengajak agar umat Islam dan bangsa Indonesia lebih berhati-hati dengan gejala tersebut.

"Liberalisme harus memiliki batasan, karena Indonesia merupakan bangsa yang berbasis pada moralitas dan etika," ungkapnya.

Pembina komunitas alumni Daarul Rahman Bogor yang juga Pengasuh Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki Klapanunggal, Kabupaten Bogor, KH Mustof Mughni menambahkan, paham liberal berpoteni mencabut bangsa Indonesia dari akar budayanya.

"Paham liberal akan menggiring bangsa Indonesia pada krisis identitas," tuturnya.

Oleh karena itu, santri dan alumni pesantren memiliki tanggungjawab dalam membentengi masyarakat dari paham liberal dan berbagai paham yang kurang sejalan dengan moralitas bangsa.

"Pesantren hadir dan terlahir sebagai benteng moral umat. Saat ini pesantren menghadapi tantangan besar seiring dengan munculnya berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar negeri," paparnya.

0 komentar:

Posting Komentar